Kampung Rawajati terletak di Jakarta Selatan, tepatnya di RW 03, Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran. Di kampung ini, sebagian besar masyarakat menanam beragam tanaman seperti tanaman hias, buah, dan apotek hidup yang mereka tanam di pekarangan, pagar, dan tepi jalan depan rumah masing-masing. Selain itu mereka mengolah sampah rumah tangga untuk didaur ulang sehingga dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti kompos dan barang kerajinan.
Ayo Amati
Baca dan praktikkan dialog berikut secara berpasangan.
Dayu | : | Udin, kamu sudah pernah ya berkunjung ke Kampung Rawajati? |
Udin | : | Iya, beberapa waktu yang lalu aku ikut ayahku ke sana. Ayahku sebagai Ketua RT ingin belajar dari sebuah pemukiman hijau agar bisa menerapkannya di pemukimanku |
Dayu | : | Apa yang membedakan Kampung Rawajati dengan pemukiman lain? |
Udin | : | Di sana setiap rumah terlihat hijau karena dipenuhi aneka pohon dan bunga. Di sekitar kampung pot-pot tanaman tersusun rapi memenuhi gang. Selain hijau, di sana juga bersih. |
Dayu | : | Bersih seperti apa? Tidak terlihat tumpukan sampah maksudmu? |
Udin | : | Iya. Warga di sana memilah dan mengelola sampah dengan bijak. Jadi tidak terlihat tumpukan sampah, bahkan di tempat sampah umum sekalipun. |
Dayu | : | Wah, kelihatannya banyak ya yang dipelajari dari Kampung Rawajati. |
Udin | : | Iya, banyak hal baru yang aku pelajari dari kampung ini. Dari sana aku tahu bahwa sampah pun dapat diolah menjadi benda bermanfaat, bahkan dapat dijual |
Kampung Rawajati
Di Kampung Hijau Rawajati, selain peduli untuk membuat lingkungan hijau oleh tanaman, terlihat juga kesadaran warga yang cukup tinggi untuk berkontribusi terhadap pengelolaan sampah dengan bijak. Sebuah sentra pengumpulan sampah disediakan di area kampung untuk menampung aneka sampah rumah tangga. Para ibu turut berkontribusi dengan memisahkan sampah dapur seperti kulit bawang, batang sayuran, kulit buah, dan kulit telur kemudian dikumpulkan di sentra bersama dengan sampah kebun. Campuran sampah dapur dan sampah kebun dari warga kemudian diolah menjadi kompos. Setiap warga diperbolehkan mengambil kompos untuk penyubur tanaman.
Apa yang dilakukan terhadap sampah konsumsi? Sampah organik yang berupa sisa makanan tiap hari ternyata tidak harus menggunung di tempat sampah sehingga menimbulkan aroma tak sedap. Beberapa warga memiliki lubang biopori di halaman rumah. Sampah sisa makanan tiap hari dituang ke dalam lubang biopori dan dibiarkan membusuk di sana. Ketika kelak membusuk, sampah-sampah tersebut akan menjadi penyubur tanah di sekitarnya.
Lain halnya dengan sampah berupa koran dan kertas, sampah konsumsi non organik seperti botol dan kemasan plastik, botol kaca, serta barang tak terpakai lainnya. Warga Rawajati memiliki bank sampah, sebagai tempat menyetorkan sampah-sampah jenis ini. Setiap minggu sampah yang terkumpul di sentra diambil oleh beberapa pengepul untuk dibawa ke tempat pengolahan akhir.
Pengelola bank sampah mengeluarkan daftar harga beli untuk tiap kg sampah yang disetorkan warga. Semakin banyak warga menyetorkan sampah, tentu semakin bertambah pula saldo tabungan sampahnya. Selain mengurangi tumpukan sampah, warga pun senang karena memperoleh manfaat dan keuntungan berupa uang dari sampah yang dihasilkannya. Bahkan beberapa anak memiliki tabungan sampahnya sendiri. Mereka berlomba mengumpulkan botol dan kemasan plastik untuk menambah saldo tabungan.
Sebagian dari sampah non organik, juga dikumpulkan warga untuk diolah menjadi aneka kerajinan yang bernilai jual. Vas bunga, alas gelas, dompet, serta tas dirangkai cantik dari aneka botol plastik dan kemasan bekas. Kegiatan ini dilakukan oleh beberapa ibu di waktu luang mereka. Mengisi waktu, mengurangi tumpukan sampah, dan menambah uang belanja tentunya menjadi hal positif yang bermanfaat bagi warga dan lingkungan. Bagaimana dengan pengelolaan sampah di sekitarmu? Apa yang dapat kamu lakukan terhadap sampah di rumahmu?
Jawab pertanyaan
1. Tuliskan 3 kebiasaan/ perilaku penting yang dilakukan oleh masyarakat Rawajati untuk menciptakan lingkungan asri dan sehat. Memilah sampah, mengumpulkan sampah, dan membuat aneka kerajinan dari sampah.
2. Apa nilai-nilai luhur yang bisa dipelajari dari masyarakat Rawajati? Masyarakat Rawajati sangat peduli terhadap lingkungan tempat tinggalnya
3. Tulis kesimpulanmu tentang teks di atas.Warga Rawajati mengelola sampah dengan cara mengumpulkan, memilah, dan mengolah sampah menjadi barang kerajinan. Kegiatan yang mereka lakukan dapat mengurangi tumpukan sampah, dan menambah uang belanja.
Ayo Diskusikan
Setelah membaca teks tentang Kampung Rawajati, diskusikan dengan teman dalam satu kelompok tentang hal yang dapat kamu lakukan di lingkungan sekitar rumahmu. Tulislah kesimpulan dari hasil diskusi kelompokmu.
Kita juga dapat mengelola sampah yang ada di sekitar kita dengan cara mengumpulkan sampah, memilah sampah, dan memanfaatkan sampah untuk membuat kompos dan barang kerajinan.
Ayo Bertanya
Jika suatu hari kamu berkunjung ke kampung Rawajati, tulislah pertanyaan yang akan kamu ajukan kepada masyarakat di sana. Diskusikan pertanyaan yang kamu tulis dengan teman di sebelahmu?
- Mengapa warga Rawajati sangat peduli terhadap lingkungan?
- Bagaimana cara warga Rawajati memanfaatkan sampah?
- Apa yang diperoleh warga dengan lingkungan yang sehat?
- Apa saja kegiatan yang dilakukan warga Rawajati untuk menjaga kebersihan lingkungan?
Ayo Berkreasi
Tahukah kamu bahwa salah satu cara untuk menciptakan lingkungan bersih dan sehat adalah dengan mengolah bahan alam yang ada di sekitarmu menjadi produk yang bermanfaat? Salah satunya adalah dengan membuat potpourri. Ayo, kita cari tahu lebih jauh tentang potpourri.
Pernahkah kamu melihat tumbuh-tumbuhan dan rempah-rempah yang kering di sekitar rumahmu? Wah ... ternyata tumbuhan dan rempah-rempah kering bisa diolah menjadi hiasan dan pewangi ruangan. Selain memberi keindahan dan kenyamanan, potpourri juga menebar wangi tanpa bahan kimia, sehingga baik untuk kesehatan. Bagaimana cara membuatnya? Ayo, kita cari tahu.
Potpourri adalah campuran bunga, tumbuhan kering, atau rempah-rempah kering yang digunakan sebagai penghias dan pewangi ruangan. Potpourri memberi aroma lembut, biasanya diletakkan di wadah kayu atau dikemas menggunakan kantong kain kecil. Bagaimana cara membuat potpourri?
Ayo Lakukan
- Tahap 1. Keringkan bunga, buah, dan rempah di tempat yang tidak terkena matahari langsung
- Tahap 2. Simpan bunga, buah, dan rempah yang telah dikeringkan ke dalam kantung bersih
- Tahap 3. Pilih bunga, buah, dan rempah yang telah dikeringkan untuk ditempatkan di wadah (mangkuk) cantik.
- Tahap 4. Tambahkan minyak aroma terapi beberapa tetes. Jangan terlalu banyak karena akan berbau terlalu menyengat.
- Tahap 5. Tempatkan potpourri di ruang yang kamu inginkan (ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi).
Menggunakan bahan yang kamu bawa dari rumah, buat perencanaan potpourri yang akan kamu buat. Tulis rencanamu pada bagan berikut. Rencana ini akan menjadi panduan untuk tugas potpourri pada pertemuan berikutnya. Sekarang pilah dan tata bunga, bahan alam, dan rempah-rempah yang kamu bawa dari rumah tertutup yang teduh dan berangin.
- Bahan-Bahan :Bunga-bunga beraroma dan/atau kelopaknya, Kayu, akar, atau kulit kayu beraroma, Rempah-rempah, Minyak esensial atau aroma.
- Langkah-Langkah :Keringkan bunga, buah, dan rempah di tempat yang tidak terkena matahari langsung. Simpan bunga, buah, dan rempah yang telah dikeringkan ke dalam kantung bersih. Pilih bunga, buah, dan rempah yang telah dikeringkan untuk ditempatkan di wadah (mangkuk) cantik. Tambahkan minyak aroma terapi beberapa tetes. Tempatkan potpourri di ruang yang kamu inginkan (ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi).
Ayo Diskusikan
Diskusikan rencana pembuatan potpourri dalam kelompokmu.
Ayo Bekerja Sama
Setelah melakukan persiapan untuk membuat potpourri, sekarang kamu akan mengumpulkan data tentang kegiatan masyarakat yang ada di sekitar tempat tinggalmu sehubungan dengan upaya menciptakan lingkungan sehat. Data yang kamu kumpulkan akan disajikan dalam bentuk tabel.
Untuk kegiatan pengumpulan data, kamu dan kelompokmu harus terlebih dahulu membuat kuesioner.
Apakah kamu masih ingat tentang macam-macam data dan bagaimana merancang kuesioner yang baik untuk mengumpulkan data? Mari kita pelajari.
Data primer adalah data yang kamu kumpulkan sendiri. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lainDiskusikan kembali bersama seorang teman tentang perbedaan data primer dan data sekunder.
Perhatikan contoh berikut.
Kamu akan mengumpulkan data tentang kegiatan dalam menciptakan lingkungan sehat. Berikut adalah hasil survei yang dilakukan kepada 36 siswa kelas VI di sebuah sekolah yang disajikan dalam bentuk turus dan angka.
Kegiatan | Banyak Siswa |
---|---|
Siswa selalu membuang sampah pada tempatnya | |
Siswa yang menanam pohon dan bunga di sekitar rumahnya | |
Siswa selalu melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan rumah bersama warga | |
Siswa yang berolahraga bersama minimal sekali seminggu | |
Siswa yang memilah sampah di rumah | |
Siswa yang mendaur ulang sampah |
Turus adalah istilah untuk menggambarkan angka berupa simbol tertentu dengan tujuan untuk mempermudah pembacaan angka, terutama angka yang berjumlah cukup banyak. Simbol yang digunakan umumnya berupa garis-garis vertikal, dimana setiap kelipatan lima menggunakan empat garis horizontal dan satu diagonal.
Jika data tadi diubah menjadi angka, hasilnya adalah sebagai berikut:
Kegiatan | Banyak Siswa |
---|---|
Siswa selalu membuang sampah pada tempatnya | 25 |
Siswa yang menanam pohon dan bunga di sekitar rumahnya | 17 |
Siswa selalu melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan rumah bersama warga | 22 |
Siswa yang berolahraga bersama minimal sekali seminggu | 28 |
Siswa yang memilah sampah di rumah | 14 |
Siswa yang mendaur ulang sampah | 8 |
Lembar Kuesioner Berilah tanda cek (√) untuk kegiatan yang pernah dilakukan (dalam 2 minggu terakhir) dan tanda silang (X) untuk kegiatan yang tidak pernah dilakukan. | |||
No. | Kegiatan | Ya | Tidak |
---|---|---|---|
1. | Keluargaku membuang sampah pada tempatnya | √ | - |
2. | Keluargaku menanam pohon dan bunga di sekitar rumah | √ | - |
3. | Keluargaku melakukan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan rumah | √ | - |
4. | Keluargaku berolahraga bersama | - | X |
5. | Keluargaku memilah sampah | - | X |
6. | Keluargaku mendaur ulang sampah | - | X |
Jelaskan perbedaan antara data primer dan data sekunder dan berikan contoh.
- Data Primer : Data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang baru dicari. Contoh data hasil wawancara dan pengamatan langsung.
- Data Sekunder : Data yang diperoleh lewat pihak yang lain,tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Contoh data yang diperoleh dari buku atau mencari di internet
Untuk menciptakan lingkungan sehat, kerja sama antar anggota keluarga dan masyarakat sangat dibutuhkan tanpa melihat latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya. Berikut adalah beberapa kerja sama dan kegiatan masyarakat dalam rangka menciptakan lingkungan sehat.
1. Bekerja sama membersihkan sampah yang ada di lingkungan rumah.
2. Bekerja sama membersihkan saluran air agar terhindar dari penyakit menular.
3. Bekerja sama menanam pohon agar lingkungan asri
Jelaskan 5 bentuk kerja sama lain yang ada di sekitar rumahmu untuk menciptakan lingkungan bersih dan sehat!
- Gotong royong menanam tanaman bunga di sekitar rumah
- Bersama sama mengumpulkan sampah yang berserakan di halaman
- Kerja bhakti menanam pohon di hutan lindung
- Bersama-sama embersihkan sungai yang tercemar
- Bersama-sama membersihkan masjid.
Apa yang akan terjadi kalau anggota keluarga atau masyarakat tidak mau bekerja sama? Jika anggota masyarakat tidak mau bekerja sama maka lingkungan menjadi tidak sehat dan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.