menggunakan perahu. Daerah mana itu? Ayo, kita cari tahu! Teman Siti yang bernama Santi bercerita tentang keunikan daerahnya yaitu Pasar Terapung Muara Kuin. Apa uniknya ya? Yuk, kita simak bersama.
Pasar Terapung Muara Kuin adalah pasar terapung tradisional yang berada di atas Sungai Barito,
Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pasar Terapung Muara Kuin merupakan ciri khas Kota Banjarmasin. Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung, sebutan perahu dalam bahasa Banjar. Pasar ini mulai setelah salat Subuh sampai pukul tujuh pagi. Matahari terbit memantulkan cahaya di antara transaksi sayur-mayur dan hasil kebun dari kampung-kampung sepanjang aliran Sungai Barito dan anak-anak sungainya.
Para perempuan dan laki-laki yang berperahu menjual hasil produksi sendiri atau tetangganya disebut dukuh, sedangkan orang yang membeli dari para dukuh untuk dijual kembali disebut panyambangan. Keistimewaan pasar ini ialah masih sering terjadi transaksi barter antar pedagang berperahu, yang dalam bahasa Banjar disebut bapanduk.
Kini kegiatan di Pasar Terapung Muara Kuin semakin berkurang, digantikan oleh pasar darat. Jalur-jalur sungai dan kanal tergantikan dengan jalan raya. Masyarakat yang dulu banyak memiliki jukung, sekarang telah bangga memiliki sepeda motor atau mobil.
Berdasarkan bacaan sebelumnya, apa yang dapat kamu ketahui tentang keunikan di Kalimantan Selatan?
- Apa saja kegiatan yang dilakukan di Sungai Barito?
- Mengapa masyarakat Muara Kuin masih melaksanakan pasar terapung?
- Apa penyebab kegiatan pasar terapung Muara Kuin sekarang berkurang?
- Apa saja keunikan yang ada di Kalimantan Selatan?
Pasar terapung merupakan salah satu pasar terdisional yang ada di Inoesia. Walaupun perkembangan teknologi sudah sangat maju ada baiknya jika kegiatan pasar terapung tetap dilestarikan.
Jika kamu menjadi seorang pedagang, lokasi manakah yang kamu pilih untuk berdagang, di darat atau di sungai? Berikan alasanmu!
Lokasi yang baik digunakan untuk berdagang adalah daratan karena lokasi daratan alat transportasinya mudah.
Apa yang dapat kamu lakukan untuk melestarikan keunikan pasar terapung?
Untuk melestarikan pasar terapung maka perlu dilakukan berbagai upaya antara lain membina para pedagang agar tetap bertahan di lokasi tersebut. Salah satu upaya pelestarian pasar terapung adalah dengan Festival Pasar Terapung. Dengan festival ini dapat menampilkan karakteristik budaya Banjar dan beserta aspek keunikannya.
Inilah salah satu kegiatan wisata paling menarik di Kota Banjarmasin. Kamu dapat berjalan-jalan menyusuri sungai dan kanal menggunakan perahu atau jukung bermesin. Ayah Santi juga seorang pembuat perahu di kotanya. Tahukah kamu bagaimana proses pembuatan sebuah kapal atau perahu? Perhatikan gambar di bawah ini!
Bagaimana pendapatmu tentang proses pembuatan kapal di atas?
Proses pembuatan kapal pada gambar masih menggunakan teknologi sederhana.
Bandingkan proses pembuatan perahu dengan proses pembuatan kapal di bawah ini!
Amati bahan, alat-alat, dan teknologi yang digunakan untuk membuat kapal tadi. Tuliskan persamaan dan perbedaannya!
Proses pembuatan perahu Pinisi dan kapal memiliki beberapa perbedaan. Salah satunya adalah alat dan teknologi yang digunakan pada proses pembuatan perahu Pinisi masih menggunakan alat-alat dan teknologi tradisional disertai dengan upacara-upacara pada setiap proses pembuatan. Sedangkan pada pembuatan kapal sudah menggunakan alat-alat modern seperti mesin las dan mesin pengangkat (crane). Kapal Pinisi bahan yang digunakan adalah kayu sedangkan pada kapal bahan yang digunakan adalah pelat besi.Ayo Berkreasi
Bambu merupakan tanaman yang bisa tumbuh hampir di seluruh daerah di Indonesia. Bambu banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Salah satunya untuk membuat sebuah layang-layang. Yuk, kita coba membuatnya.
Berikut cara-cara membuatnya.
Persiapkan bahan-bahan berikut.
- Satu potong bambu tipis dengan lebar ± 1 cm dan panjang ± 80 cm
- Satu potong buluh tipis dengan lebar ± 1 cm dan panjang ± 40 cm
- Kertas minyak dengan ukuran sesuai dengan ukuran buluh
- Lem
- Pita gulung agak tebal
- Tali atau benang
- Gunting
- Kertas untuk menjiplak (tracing).
- Letakkan kedua bambu secara menyilang dengan titik pertemuan pada 1/3 dari bambu yang paling panjang. Lekatkan kedua bambu tersebut dengan menggunakan tali atau benang.
- Ikat dan hubungkan keempat ujung buluh dengan tali atau benang hingga berbentuk layang-layang. Setelah rangka layang-layang selesai, lalu letakkan rangka layang-layang tersebut di atas kertas.
- Tandai kertas tersebut sehingga mengikuti bentuk rangka layangan. Tambahkan ekstra 2,5 cm untuk garis potongan.
- Gunting kertas tersebut mengikuti garis potongan. Lipat bagian kertas ke arah belakang, lalu lekatkan pada rangka dengan menggunakan lem.
- Untuk keseimbangan, tambahkan ekor dari tali atau benang sepanjang sekitar 1 meter, ikatkan pada bagian bawah layang-layang. Langkah seterusnya, tambahkan guntingan kertas untuk hiasan.
- Buatlah lubang di tengah-tengah layangan (dekat dengan tempat penyilangan bambu rangka), masukkan tali atau benang layangan ke lubang dan ikatkan ke titik persilangan, lalu ikatkan ujung yang lain ke ujung bawah rangka layangan (panjang tali sekira 90 cm).