Ayo Bacalah
Penyu Menjadi Pahlawan
Di sebuah hutan, para binatang sedang berlatih berperang. Mereka dipimpin oleh Komandan Singa. Akhir-akhir ini wilayah hutan itu tidak aman. Musuh dari wilayah lain sedang mengincar hutan itu untuk mereka kuasai.
Kambing dan Macan bersemangat memanggul senjata. Mereka merayap dengan cepat. Kadang mereka berlari lincah sambil menarik picu senjata ke arah sasaran latihan. Tembakan mereka selalu jitu mengenai sasaran. Begitu pula Jerapah, Gajah, Rusa, dan penghuni hutan lainnya. Komandan Singa senang menyaksikan anggotanya giat berlatih.
Namun, di sisi lain tempat berlatih itu, Penyu terlihat berbeda. Jangankan berlari sambil memanggul senjata, membawa senjata pun Penyu tidak berani. Penyu khawatir senjata itu akan meledak sewaktu-waktu dan melukainya. Ketika teman-temannya menembakkan senjata, Penyu menutupi kedua telinganya sambil meringis ketakutan.
Tingkah Penyu itu menjadi bahan tertawaan penghuni hutan lainnya. Komandan Singa berkali-kali membujuk Penyu untuk berlatih, tetapi usahanya tidak pernah berhasil.
“Mengapa kamu begitu penakut, Penyu? Bagaimana nanti jika musuh menyerang hutan kita? Apakah kamu rela menyerahkan hutan ini begitu saja?” tanya Komandan Singa.
Penyu diam membisu tidak berani menjawab pertanyaan Komandan Singa. “Jika mereka menguasai hutan ini, mereka akan menjajah kita. Kita akan kehilangan kemerdekaan kita,” kata Komandan Singa.
Penyu terdiam sambil merenungkan ucapan Komandan Singa. Keadaan terus berlangsung seperti itu. Para penghuni hutan terus berlatih. Hingga suatu ketika musuh benar-benar menyerang. Seluruh penghuni hutan menyiapkan senjata untuk bertempur, kecuali Penyu. Penyu merasa ketakutan.
Namun, ternyata pasukan musuh terlalu banyak. Senjata mereka pun lengkap. Dalam sekejap, banyak penghuni hutan yang tertembak. Mereka bergelimpangan terluka. Penghuni hutan yang tersisa pun menjadi gentar.
Betapa sedih dan terpukulnya Penyu melihat teman-temannya terluka tak berdaya. Secara tiba-tiba, timbullah keberaniannya untuk menyerang sarang musuh. Dengan penuh keyakinan Penyu membawa granat dan merayap maju mendekati musuh. Penyu berhati-hati agar terlindung dari pandangan musuh.
Diam-diam para penghuni hutan saling memberi isyarat. Mereka heran dan mengagumi keberanian Penyu.
Penyu semakin mendekati sarang musuh. Tetapi, ternyata musuh mengetahui kedatangan Penyu. Mereka menembaki Penyu. Namun, tak satu pun tembakan berhasil menembus tempurung Penyu. Musuh ternganga. Mereka heran ada makhluk yang tidak dapat tertembus oleh peluru.
Penyu terus bergerak mendekati musuh. Saat sudah dirasa cukup dekat, Penyu melemparkan granat ke gerombolan musuh. Dhuaarr…. Granat meledak di sarang musuh. Terdengar teriakan kesakitan. Penyu sembunyi di dalam tempurungnya.
Beberapa saat kemudian, Penyu membuka mata. Ternyata musuh berhasil dilumpuhkan. Banyak korban berjatuhan. Anggota yang tersisa menyatakan menyerah. Mereka mundur dan pergi meninggalkan hutan itu.
Seluruh penghuni hutan bersorak gembira. Mereka mengelu-elukan keberanian Penyu. Komandan Singa bahkan memberikan hormat kepada Penyu. Jerapah mengangkat Penyu tinggi-tinggi. Semua penghuni hutan itu bergembira. Penyu dinobatkan menjadi pahlawan.
Sumber: http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Cerita-Kita/Dongeng/Penyu-Menjadi-Pahlawan
Cerita di atas merupakan contoh sikap kepahlawanan. Penyu yang tadinya penakut menjadi berani saat melihat teman-temannya menjadi korban tembakan musuh. Sekarang ceritakan secara tertulis pengalaman kepahlawanan yang mungkin pernah kamu lakukan atau kamu saksikan.
Ayo Diskusikan
Melestarikan benda-benda peninggalan sejarah adalah perbuatan yang membuang-buang waktu.
Warisan sejarah bangsa merupakan salah satu identitas bangsa yang perlu dilestarikan dan diselamatkan. Mengapa? Karena warisan sejarah bangsa itu merupakan akar dari kehidupan manusia. Tanpa masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang tidak ada. Kita senantiasa berpijak pada masa lalu untuk membangun hidup kita di masa sekarang dan yang akan datang.Jadi melestarikan peninggalan sejarah adalah sangat penting.
Melestarikan benda-benda peninggalan sejarah bermanfaat bagi dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Benda peninggalan sejarah mengandung unsur pendidikan yang dapat dijadikan sebagai pendidikan atau pelajaran. Dengan cara mengambil hikmah dari sejarah atau peristiwa yang telah terjadi, entah itu kearifan, kejujuran, kebenaran, keadilan dan sebagainya.
Melestarikan benda-benda peninggalan sejarah merupakan kemunduran langkah.
Melestraikan benda benda sejarah bukan merupakan langkah mundur karena benda-benda peninggalan bersejarah merupakan identitas bangsa. Sehingga harus dilestarikan agar generasi penerus nantinya dapat mengenali dan mengetahui jejak perkembangan bangsanya dimasa terdahulu.
Ayo Berlatih
Buatlah Lini Masa, perubahan dari masa ke masa dalam aspek kondisi ekonomi masyarakat.
- Pada masa Islam, kegiatan perekonomian terutama menyangkut perdagangan sudah maju dengan pesat. Berdirinya bandar-bandar atau pelabuhan tempat transaksi, bandar itu tidak hanya disingahi oleh pedagang prbumi, tapi juga oleh pedagang mancanegara.
- Penjajah melakukan tindakan ekonomi untuk melindungi kepentingan ekonominya sehingga pemerintah kolonial tetap mempertahankan eksploatasi
- Perekonomian di Indonesia yang saat ini terjadi bukan hanya masalah deflasi dan inflasi, namun juga pengangguran dan kemiskinan, tentu kondisi ekonomi Indonesia masih jauh disebut stabil.
Meja kuno yang terdapat di Museum Fatahillah. Umur meja itu sudah ratusan tahun. Namun, kenapa meja itu masih tampak kokoh dan kuat? Apa sebabnya?
Selain karena kualitas perawatan dan kualitas kayu yang digunakan, kesempurnaan dalam rancang bangunnya membuat meja tersebut dapat bertahan hingga ratusan tahun. Kesempurnaan rancang bangun meja itu dapat terlihat dari ketepatan sudut pada setiap bagian. Hal ini menujukkan kegunaan sudut dalam kehidupan sehari-hari.
Ayo Amati
Amatilah benda-benda atau peristiwa-peristiwa di sekitarmu. Identifikasikan manfaat penggunaan sudut dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menghitung sebuah tinggi benda terutama benda yang sangat tinggi, tanpa susah-susah mengukurnya. Misal, mengukur ketinggian suatu menara. Contoh: Seseorang melihat dari jarak 20 m suatu puncak menara dengan sudut elevasi 60°. Untuk menghitung tinggi benda tersebut dapat memanfaatkan sudut.