Tahukah Kamu?
Baca dalam hati informasi berikut dengan teliti!
Menjaga Nilai Luhur
Bukan tanpa alasan. Warga di Kampung Naga, Tasikmalaya, Jawa Barat, memilih untuk tetap hidup dalam kesederhanaan. Tanpa listrik, tanpa lemari pendingin, tanpa hiburan elektronik dari televisi. Di kampung dengan sederet rumah seragam - berbilik bambu dan beratap rumbia - warga kampung naga tidak terusik dengan ramainya berbagai hiburan televisi. Tanpa listrik, kampung berangsur senyap setelah matahari terbenam.
Patuh pada petuah leluhur untuk setia pada kesederhanaan, memelihara kerjasama, serta dekat dengan alam, membuat warga Kampung Naga memutuskan untuk memilah masuknya pengaruh dari dunia luar. Dengan pertimbangan ini, banyak hal positif yang masih dapat dipelihara oleh warga Kampung Naga.
Hidup tanpa listrik diawali dengan kesadaran untuk beraktivitas mengikuti putaran matahari, demi menjaga kebugaran tubuh. Bekerja sejak matahari terbit hingga matahari terbenam dirasakan sudah cukup bagi tubuh.
Tanpa lemari pendingin makanan, menjamin asupan makanan sehat yang diolah dari bahan segar. Tanpa hiburan televisi sepanjang malam, anakanak dapat berkonsentrasi untuk mengerjakan tugas sekolahnya.
Mereka menyadari bahwa ada pula pengaruh dari luar yang baik bagi warga. Untuk itu, setiap pagi anak-anak tidak mengeluh lelah ketika mendaki 500 anak tangga untuk pergi belajar ke sekolah. Sebagian warga juga kerap mengikuti berita di layar televisi yang tersedia di luar kampung ketika ada
peristiwa penting dunia yang perlu diketahui.
Dalam kesederhanaannya, warga Kampung Naga cerdas menyadari bahwa ada nilai-nilai luhur yang perlu dipelihara ketika membentengi diri dari pengaruh luar.
Jawab pertanyaan berikut!
- Apakah masyarakat Kampung Naga merasakan manfaat globalisasi? Berikan contohnya! Masyarakat Kampung Naga merasakan sedikit manfaat globalisasi. Contohnya dengan adanya televisi di luar perkampungan yang juga dinikmati oleh warga kampung.
- Bagaimana masyarakat Kampung Naga menyikapi perkembangan teknologi dan globalisasi? Sikap masyarakat Kampung Naga terhadap perkembangan teknologi dan globalisasi, yaitu mereka memilih untuk membatasi pengaruh perkembangan teknologi. Mereka memilih untuk hidup dengan alam.
- Apakah masyarakat Kampung Naga menerapkan sikap hidup gotong royong? Berikan contoh! Masyarakat Kampung Naga menerapkan sikap hidup gotong royong.
- Nilai-nilai apa yang bisa dipelajari dari kehidupan masyarakat di Kampung Naga? Nilai-nilai apa yang bisa dipelajari dari kehidupan masyarakat di Kampung Naga, yaitu mereka memilih untuk tidak terpengaruh dengan arus globalisasi dan mereka bertanggungjawab dengan pilihannya. Mereka hidup dalam kesederhanaan dan bersahabat dengan alam, tanpa keluhan.
Jika kamu dihadapkan pada dua pilihan seperti di bawah ini, tentukan satu pilihan dengan cara checklist (√) dan tuliskan manfaat dari pilihan itu bagimu!
Pilihan 1 | P | Pilihan 2 | P | Manfaat |
---|---|---|---|---|
Makan masakan ibu di rumah | √ | Membeli makanan cepat saji di restoran | - | Membuat badan mnjadi lebih sehat |
Bermain sepeda bersama teman | √ | Bermain game on line di warnet | - | Menambah banyak teman permainan |
Minum jus jeruk buatan ibu | √ | Minum minuman bersoda | - | Lebih menyehatkan badan |
Membaca buku cerita anak-anak | √ | Menonton sinetron dewasa | - | Mendapat pelajaran |
Belajar kelompok bersama teman-teman sekolah. | √ | Berkenalan dengan teman baru di dunia maya | - | Menambah ilmu pengetahuan |
Membeli baju batik | √ | Membeli baju berlabel perancang busana internasional | - | Mencintai produk dalam negeri |
Gotong royong membersihkan kelas | √ | Bekerja sama dan saling memberi jawaban saat ulangan | - | Kelas menjadi bersih dan |
Bagaimana proses membuat pilihan? Apakah ada hal yang terasa sulit? Tidak ada
Dari pengalaman membuat pilihan-pilihan pada tabel di halaman sebelumnya, apa yang akan kamu pakai sebagai pertimbangan untuk mengambil pilihan-pilihan di masa yang akan datang, terkait dengan globalisasi? Lebih baik memilih produk dari bangsa sendiri yang dapat menjaga kelstraian budaya bangsa.
Cermati cerita berikut!
Edo dan Beni adalah siswa SD Nusantara. Mereka berteman baik. Edo dikenal di sekolah sebagai
siswa kelas 6 yang terampil di bidang olahraga terutama bermain sepakbola, sedangkan Beni dikenal sebagai siswa yang mahir dalam pelajaran Matematika.
Edo suka membantu Beni saat pelajaran olahraga. Ia membantu Beni berlatih menendang dan menggiring bola. Dan sebaliknya, Beni dengan senang hati membantu Edo untuk memahami materi matematika saat belajar di kelas. Sungguh indah persahabatan mereka, keberagaman yang ada adalah modal untuk memperkuat kehidupan bangsa kita.
Apakah kehidupan Edo dan Beni patut untuk dicontoh? Mengapa? Jelaskan alasanmu! Kehidupan mereka patut dicontoh karena mereka saling melengkapi dalam keberagaman antar warga sekolah.
Lalu, bagaimana dengan keberagaman di sekolahmu? Apakah kalian saling berteman dengan semua warga di sekolah dan hidup saling melengkapi? Tuliskan ceritamu!
Iya kami saling berteman karena menurut kami keberagaman yang ada di sekolah kami membuat kami semakin bangga sebagai bangsa Indonesia yang memang bragam.
Ayo Diskusikan
Amati, diskusikan, serta lakukan wawancara untuk menemukan perubahan positif antara masa sebelum era global dan setelah era global di sekitarmu saat ini.
Aspek | Sebelum Globalisasi | Masa Globalisasi |
---|---|---|
Pendidikan | Pembelajaran hanya menggunakan alat praga yang dibuat oleh guru | Pembelajaran menggunakan berbagai media online. |
Ekonomi | Produk Indonesia hanya di jual di Indonesia saja dan kita tidak dapat memeproleh barang produksi negara lain | Mudah mendapatkan barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum diproduksi di Indonesia. |
Budya | Kebudayaan yang ada merupakan kebudayaan asli Indonesia | Banyak budaya asing yang masuk dan mempengaruhi budaya asli bangsa Indonsia |
Globalisasi yang terjadi memang berdampak dalam berbagai aspek kehidupan, namun kita harus dapat mengambil sisi positifnya dan menghindari sisi negatifnya.Ayo Berkreasi
Yuk, kita coba membuat dompet sederhana dari anyaman kertas bekas. Ikuti langkah-langkah dalam gambar seri berikut: Siapkan kertas bekas yang masih bersih (koran, majalah).
A. Alat dan Bahan
Berikut adalah alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat anyaman kertas.
- Beberapa lembar kertas koran yang banyak ditemukan di sekitar kita. Bahan kertas koran ini merupakan bentuk pemanfaatan barang bekas..
- Gunting, fungsi dari alat ini adalah untuk merapikan sisa-sisa kertas pada anyaman,
- Cutter atau silet, Alat ini akan kita gunakan untuk memotong kecil-kecil lembaran kertas agar bisa dibuat anyaman.
- Pensil, digunakan untuk membuat pola kertas sesuai dengan bentuk anyaman yang akan dibuat.
- Penggaris, alat ini digunakan untuk membantu membuat pola garis agar lurus, selain itu pada proses pemotongan juga menggunakan penggaris agar kertas anyaman yang dipotong benar-benar lurus.
- Lem Kertas, lem digunakan untuk menempelkan bagian-bagian anyaman pada saat membentuk tas nantinya.
Setelah alat dan bahan yang diperlukan sudah disiapkan semuanya, selanjutnya adalah proses membuat anyaman kertas. Berikut langkah-langkah untuk membuat anyaman sederhana dari kertas.
- Langkah pertama membuat anyaman adalah dengan membuat pola pada kertas koran yang akan digunakan. Buatlah garis-garis pada kertas koran dengan menggunakan pensil dan penggaris. Buat jarak antar garis dengan ukuran 1-1,5 cm. Untuk bagian tepi kertas sisakan jarak 2 cm agar potongan kertas tidak berantakan.
- Selanjutnya setelah selesai membuat garis pada kertas, potonglah kertas mengikuti garis yang telah dibuat dengan menggunakan cutter atau silet. Potonglah garis-garis tersebut dengan cara mengikuti tepi penggaris sehingga potongan rapi.
- Ambil kertas yang yang lainnya, lalu buat garis seperti pada kertas sebelumnya. Yang membedakan pada ptotngan kertas ini .dipotong tanpa meninggalkan sisa di bagian tepinya. Pemotongan dilakukan menggunakan gunting secara memanjang dengan lebar sekitar 1-1,5 cm.
- Langkah selanjutnya mulailah menganyam dengan motif anyaman kertas yang dikehendaki. Untuk awal-awal menggunakan motif anyaman kertas yang sederhana, setelah terbiasa baru membuat motif anyaman yang lebih sulit.
- Setelah selesai menganyam rapikan ujung-ujung kertas anyaman menggunakan gunting.
- Berikan lem lalu rekatkan pada bagaian tepi kertas. Hal ini dilakukan untuk mencegah anyaman agar tidak terlepas.
- Selanjutnya adalah proses melipat lembaran anyaman membentuk dompet. Proses melipat lembaran anyaman dilakukan dengan menggunakan pola jaring-jaring balok. Untuk memudahkan proses melipat dapat dilakukan dengan membuat garis-garis pada anyaman membentuk jaring-jaring balok. Sisakan sekitar 2 cm pada tepi jaring-jaring untuk menyatukan bagian-bagian nantinya. Pada sisi yang akan dijadikan tutup ukuran ditabah agar ketika disatukan nantinya terdapat sisa yang berfungsi sebagai tutup dan nantinya akan berfungsi sebagai pengunci dompet.
- Setelah garis selesai dibuat potonglah jaring-jaring balok, tidak semua sisi balok dipotong untuk memudahkan dalam membentuk dompet.
- Satukan kembali jaring-jaring balok menggunakan lem, lakukan dengan rapi agar dompet yang terbentuk terlihat rapi.
- Nah selesai sudah dompet yang dibuat.