A. Model Lampu Lalu Lintas
Listrik banyak digunakan di kantor. Ruangan kantor menjadi terang karena lampu listrik. Komputer, mesin faks, dan AC juga dinyalakan dengan listrik. Kegiatan industri juga membutuhkan listrik. Mesin-mesin dijalankan dengan listrik. Kegiatan produksi berjalan lancar karena listrik. Selain itu, listrik juga diperlukan dalam sistem transportasi. Perhatikan lampu pengatur lalu lintas di jalan raya. Lampu tersebut juga menggunakan listrik. Lampu pengatur lalu lintas berfungsi mengatur arus lalu lintas. Berikut ini cara membuat model lampu lalu lintas
Alat dan Bahan:
- Pisau potong (cutter)
- Gunting
- Lem yang kuat
- Kabel secukupnya
- Bola lampu 2,5 watt 3 buah
- Fiting (dudukan lampu) 3 buah
- Kertas berwarna merah, kuning, dan hijau
- Tempat baterai
- Kardus bekas (berukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm) 3 buah
- Penggaris
- Pensil
- Jangka
- Baterai 1,5 volt 3 buah
- Paku payung dan paku kabel
- Stirofoam
Cara kerja:
- Buatlah lubang berbentuk lingkaran pada salah satu sisi dari setiap kardus. Lubangtersebut berdiameter 10 cm dan berada di tengah-tengah sisi.
- Tutuplah setiap lubang dengan kertas berwarna. Kardus 1 dengan kertas berwarna merah, kardus 2 dengan warna kuning, dan kardus 3 dengan warna hijau.
- Gunakan lem untuk merekatkan fiting pada setiap kardus. Pasang lampu dan kabel pada fiting. Selanjutnya, kabel dari dalam kardus dilewatkan keluar melalui lubang. Perhatikan gambar (3).
- Tumpuklah ketiga kardus dengan susunan seperti lampu lalu lintas. Kardus dengan kertas berwarna merah berada paling atas.
- Kupaslah setiap ujung kabel dan buat rangkaian seperti gambar (4). Jika kalian mengalami kesulitan, bertanyalah kepada guru.
- Hidupkan ketiga sakelar secara bergantian mulai dari sakelar 1. Perhatikan gambar (5). Saat sakelar 1 dihidupkan, lampu atas menyala. Setelah 30 detik, matikan sakelar 1 dan hidupkan sakelar 2 sehingga lampu tengah menyala. Tiga puluh detik kemudian, matikan sakelar 2 dan hidupkan sakelar 3. Saat sakelar 3 dihidupkan, lampu bawah menyala. Ulangi kegiatan tersebut sehingga kalian dapat memperoleh nyala lampu seperti lampu lalu lintas.
B. Membuat Sirene
Sirene merupakan peralatan listrik yang dapat menimbulkan suara khas dan memberikan kesan tersendiri bagi orang yang mendengarkannya. Sirene dapat digunakan sebagai peringatan dan tanda bahaya, misalnya peringatan adanya bahaya banjir, kebakaran, dan keadaan darurat lainnya. Sirene sangat diperlukan bagi seseorang ketika menghadapi keadaan darurat. Berikut cara membuat sirene sederhana.
Alat dan bahan
- Resistor 5 k Ohm
- Resistor 68 k Ohm
- Resistor 27 k Ohm
- Transistor AC 127
- Transistor AD 149
- Kondensator 0,22 mikro F
- Kondensator 50 mikro F
- Sakelar tombol tekan
- Sakelar on–off (penyalaan)
- Loudspeaker 8 ohm
- Baterai 6–9 volt
- Chasis (landasan)
- Kabel kecil
- Gunting atau cutter
- Solder dan tenol
Langkah Kerja :
- Kikislah semua kaki komponen dengan menggunakan cutter.
- Pasanglah semua komponen yang telah disiapkan pada chasis sesuai skema seperti berikut.
- Cara memasang komponen. Bila chasis dibeli di toko elektronik, pemasangan komponen dengan menggunakan solder dan tenol. Sedangkan bila chasis dibuat sendiri untuk memasang komponen diperlukan sekrup kecil sebagai pengikat.
- Bila kaki komponen kurang panjang, kamu dapat menggunakan kabel sebagai penyambung.
- Sebagai langkah kerja terakhir, periksa dengan cermat rangkaianmu dan pastikan semua komponen telah terpasang dengan benar dan tepat.
Cara kerja alat
- Pasanglah baterai pada tempatnya, kemudian tekan tombol on–off pada posisi on.
- Tekan sakelar tombol (S1), dari loudspeaker akan terdengar suara sirene yang melengking tinggi.
- Lepaskan sakelar tombol tekan (S1), suara sirene perlahan-lahan akan menurun atau melemah.
- Untuk menghasilkan suara naik-turun pada loud speaker, dilakukan dengan cara menekan sakelar tombol tekan (S1) beberapa saat dan kemudian melepaskan tekanan pada sakelar tombol tekan (S1) tersebut.
- Bila menghendaki nada lain, gantilah ukuran kondensator 0,02 mikro F dengan kondensator serupa yang kapasitasnya lebih kecil atau lebih besar dari semula. Demikian juga dengan kondensator 50 mikro F diganti dengan kondensator serupa yang kapasitasnya lebih kecil atau lebih besar.
Rangkaian sirene menghasilkan suara naik turun sesuai dengan tekanan pada sakelar tombol tekan. Nada sirene dapat berubah dengan mengubah nilai kondensator.
C. Alarm Penanda Banjir
Bahaya banjir biasanya terjadi secara mendadak atau tiba-tiba setelah terjadi hujan deras dalam waktu yang lama. Untuk menghindarkan kerugian yang lebih besar akibat bahaya atau bencana banjir dapat diatasi dengan pemasangan alarm penanda banjir.
Alat dan bahan
- Sirene atau bel listrik
- Dua potong kawat sebagai indikator. Panjang tiaptiap kawat 20 cm.
- Kabel
- Baterai 6 volt (4 buah baterai)
Langkah Kerja
- Lepaskan sakelar pada sirene atau bel listrik. Kemudian sambunglah kedua ujung kawat tembaga atau bel listrik dengan dua potong kawat yang telah disediakan.
- Masukkan kedua ujung kawat indikator ke dalam air. Sirene atau bel listrik akan mengeluarkan bunyi. Bunyi yang dihasilkan bel listrik atau sirene dapat digunakan sebagai pertanda akan datangnya bahaya banjir, bila alarm ini telah dipasang di tepi sungai sebagai penanda banjir. Selain itu alat ini juga dapat digunakan untuk penanda pada bak mandi atau tempat penampungan air jika sudah penuh.
Cara kerja Alat
- Pasanglah baterai pada tempatnya.
- Pasanglah alat ini dalam posisi seperti gambar di atas.
- Jika posisi kawat indikator tersentuh air, sirene atau bel listrik akan mengeluarkan bunyi.
- Hal ini dikarenakan pada rangkaian terjadi aliran listrik melalui air.
Pengujian
Ketika ujung kawat indikator tersentuh permukaan air, sirene atau bel listrik berbunyi. Air dapat menghantarkan arus listrik.